Ads 468x60px

Sunday, April 7, 2013

Bagaimana cara menjadi fotografer profesional?


on NOVEMBER 30, 2010
Bagi yang hobi fotografi, tentunya kadang berpikir bagaimana memanfaatkan hobi dan ketrampilan foto ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan ada yang bercita-cita ingin menjadi fotografer profesional.
Apa saja sih yang dibutuhkan untuk menjadi fotografer profesional?
SEBAGAI FOTOGRAFER
Setiap usaha perlu modal, tak terkecuali menjadi fotografer profesional. Pertama-tama kita perlu alat foto. Alat foto bisa berarti kamera lensa, dan aksesoris lain yang mendukung. Karena jenis fotografi dan gaya tiap orang cukup beragam, maka alat foto juga beragam.
Secara umum, semakin mahal kamera atau lensa, semakin baik performa dan kualitasnya. Maka dari itu, tentukan anggaran yang cukup untuk pembelian peralatan yang sesuai untuk jenis fotografi yang ditekuni. Tapi jangan mengeluarkan semua uang Anda untuk membeli yang paling canggih dan paling mahal, karena masih akan ada biaya yang tidak sedikit untuk menjalani bisnis fotografi.
Salah satu alternatif bagi yang anggarannya sedikit adalah dengan cara menyewa kamera dan lensa berdasarkan pekerjaan yang didapat.
Modal tidak berarti uang saja, tapi yang penting juga penguasaan teori, praktek, kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Peralatan yang bagus saja tidak menjamin bisa menghasilkan karya yang baik dan layak jual.
Memiliki peralatan yang sesuai dan menguasai pengunaan peralatan fotografi hanya 1/3 dari ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi fotografer profesional yang sukses. Lalu, apa yang dibutuhkan lagi?
SEBAGAI MANAGER
Sebagai pemilik usaha fotografi, kita harus mempelajari dan menguasai aspek manajerial yang baik. Aspek manejerial antara lain seperti pembukuan/akuntansi, kontrol kualitas , organize jadwal dan juga masalah berkaitan dengan SDM bila memiliki pegawai.
Dengan memiliki sistem pembukuan yang baik, kita memiliki acuan apakah bisnis kita menghasilkan atau merugi, bagaimana posisi keuntungan dibanding dengan periode yang lampau. Dengan mendapatkan informasi ini, kita bisa merancang rencana kedepannya.
Selain itu, kualitas kontrol juga sangat penting tapi ini cukup sulit karena fotografi ini bersifat seni. Walaupun sulit, kita juga harus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas foto kita.
SEBAGAI ENTREPRENEUR (WIRAUSAHA)
Ketrampilan lain yang dibutuhkan yaitu kemampuan wirausaha. Ketrampilan wirausaha ini mencakupi kemampuan memiliki visi, kemampuan melihat peluang-peluang baru, dan kreatifitas di dalam pemasaran.
Bila salah satu pilar diatas tidak ada atau kurang, maka sulit bagi seorang fotografer untuk sukses di bisnis yang penuh persaingan ini. Tapi jangan terlalu kuatir bila Anda hanya punya salah satu dari keahlian diatas, Anda bisa mencari partner usaha yang bisa mengisi kekurangan Anda.
Pilihan lain adalah untuk mempelajari aspek lain yang kita belum kuasai. Contohnya bila menguasai aspek fotografer dengan baik, tapi tidak mengenal aspek manajerial dan wirausaha, kita bisa belajar aspek tersebut dari teman atau kuliah formal/informal.
Atau, bila Anda tidak memiliki dan tidak mau belajar, Anda bisa bekerja untuk pengusaha di bidang fotografi daripada membuka usaha sendiri tapi akhirnya rugi dan gagal.
Maka dari itu penting bagi tiap orang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri. Setelah mengetahui, kita bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk diri kita.
Mudah-mudahan posting ini bisa memberikan info bagi pada para fotografer amatir yang ingin menjelajah ke wilayah bisnis foto.

7 Cara Menjadi Fotografer Yang Handal


1. Selalu Bawa Kamera 

Alasan utama mengapa Anda melewatkan momen yang bagus untuk difoto adalah karena Anda tidak membawa kamera. Jadikanlah suatu kebiasaan untuk selalu membawa kamera kemanapun Anda bepergian, kecuali ke kamar mandi (takutnya kena air) Karena Anda tidak tahu momen-momen atau pemandangan-pemandangan apa yang akan Anda temui nanti. Belilah tas atau tempat untuk kamera Anda karena hal tersebut dapat memudahkan Anda membawa kamera, selain itu juga dapat melindungi kamera Anda dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti goresan maupun benturan dengan benda lain. Tas atau tempat kamera yang memiliki busa dan memiliki lapisan luar yang cukup keras adalah pilihan yang cerdas untuk hal ini.
 

2. Foto Lebih Banyak Lagi
Jika Anda berfikir bahwa Anda telah cukup banyak mengambil foto, tidak demikian adanya, terutama jika Anda adalah pemilik kamera dijital. Hasil foto kamera dijital disimpan dalam format dijital (berkas), jadi tidak ada kerugian bagi Anda untuk mengambil foto lebih banyak. Memang foto tersebut akan menghabiskan sejumlah space pada kartu memori Anda, namun nantinya Anda dapat dengan mudah menghapusnya jika Anda tidak puas dengan hasil foto tersebut. Mengapa Anda mengambil sebuah foto jika Anda bisa mengambil banyak foto? Tidak usah ragu, karena mungkin tempat di mana Anda mengambil foto tersebut tidak akan Anda kunjungi lagi. Foto sebebas-bebasnya, karena pemandangan/adegan sehari-hari yang membosankan dapat saja menjadi bersejarah beberapa tahun kemudian.
 

3. Percaya Pada Mata Anda
Mempelajari aturan-aturan composition adalah hal yang baik, namun aturan-aturan tersebut kadangkala tidak berlaku dan ada kalanya Anda harus mempercayai mata Anda. Ketika kita akan memfoto sebuah objek, gerakkan atau pindahkan kamera dan jelajahi pemandangan sekitarnya. KetikaAnda menemukan sudut potret yang menurut Anda bagus, fotolah dengan segera.
 

4. Latih Mata Anda
Lihat dan perhatikan dengan seksama foto yang Anda ambil. Cobalah untuk menemukan kekurangan-kekurangan dan kritiklah hasil foto tersebut. Apakah foto tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan pada saat kita memfoto? Apakah Anda suka composition-nya? Aktivitas peninjauan kembali hasil foto oleh Anda sendiri sangat esensial dalam meningkatkan indra fotografi Anda.
 

5. Kenali Kamera Anda
Anda tidak perlu menghafal setiap fitur pada kamera Anda sesegera mungkin. Akan lebih mudah mengingat fitur-fitur Anda dengan perlahan-lahan mencoba fitur-fitur kamera Anda satu-persatu melalui aktivitas fotografi sehari-hari. Analoginya seperti saat kita belajar mengganti persneling saat mengendarai sepeda motor atau mobil. Jadikan kemampuan mengutak-atik fitur kamera menjadi kebiasaan Anda. Dengan demikian Anda tahu dengan baik fitur-fitur apa yang mesti dipakai pada saat memfoto suatu objek atau pemandangan.
 

6. Edit Pada Copy Gambar Anda
Hal ini berlaku untuk era baru fotografi yaitu kamera dijital. Perlu Anda ingat bahwa sebelum Anda membuat foto salinan maka foto yang Anda punya adalah foto satu-satunya yang masih asli. Biasakanlah membuat salinan atas berkas foto yang akan Anda utak-atik. Beberapa perangkat pengolahan/pengorganisasi gambar dijital biasanya menyertakan fitur ini.

OPINI


Pernahkah dibenak Anda terpikir untuk menjadi seorang fotografer yang handal ? atau Anda hanya ingin menyalurkan hobby Anda dengan menjadi seorang fotografer ? atau mungkin Anda ingin menjadi fotografer tapi tidak menguasi tekniknya sehingga Anda tidak cukup kuat ingin menjadi fotografer ?
Tenang saja, semua bisa diatasi, Disini Anda akan kami ajarkan bagaimana menjadi seorang fotografer yang handal atau hanya sekedar ahli dalam berfoto. simak artikel berikut yah.

pertama tama kami akan jelaskan apa itu fotografi yang nantinya akan menjadi bagian diri Anda atau disebut self development.
Fotografi adalah suatu kegiatan melukis atau menggambar dalam bentuk digital, berarti fotografi bisa dikatakan seni memfoto dengan cara tertentu untuk menghasilkan gambar yang berkualitas.

Biasanya prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan.

Oke selanjutnya adalah bagaimana menjadi seorang fotografer yang handal ?
Untuk bisa menjadi seorang fotografer yang handal perlu menguasai teknik dan cara tertentu untuk mengambil gambar agar menciptakan gambar yang berkualitas.untuk itu Anda harus belajar terlebih dahulu dari segi Angel, landscape, dan masih banyak lagi.

Gimana sudah mengerti cara untuk menjadi seorang fotografer ? jika belum disini kami juga telah membuka sebuah pembelajaraan mengenai belajar fotografi yang nantinya Anda akan dibimbing langsung oleh pelatih fotografer yang telah berpengalaman.
So, gimana Apakah Anda berminat untuk belajar fotografi ?

CARA MENJADI FOTOGRAFER HANDAL


Penggemar fotografi sekarang banyak bermunculan seperti jamur di musim hujan. Di tempat umum, kita bisa menemukan banyak orang yang berjalan-jalan sambil membawa kamera DSLR atau toycam yang dikalungkan di leher. Di taman bermain, di mall, di daerah kota tua, cagar alam, dan tempat umum lainnya.  Umurnya juga bervariasi. Mulai dari remaja labil sampai om-om yang kepalanya sudah botak dan berperut buncit.
Mumpung sedang banyak peminatnya, maka saya ingin berbagi pengalaman seputar pengalaman saya memasuki dunia fotografi. Judul tulisan ini pun sengaja saya pilih karena setelah saya cek, termasuk kategori top search di Google. Yah, siapa tahu saja nanti ada yang baca. Kan lumayan.
Saya tidak akan bicara teknik dan sebagainya disini. Biarlah itu jadi jatahnya teman-teman fotografer lain yang mengaku profesional. Mereka (mungkin) lebih kompeten dalam urusan teknis. Saya sih, tergolong biasa-biasa saja. Profesional bukan, amatir pun tidak.
Wah, jadi kepanjangan prolognya. Langsung to the point saja. Inilah hal-hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum memasuki dunia fotografi. Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, cuma mau memberitahu apa yang harus dipersiapkan saja kok…
1. Punya otot leher yang kuat
Ini adalah persyaratan utama, makanya saya simpan di nomer 1. Kenapa? Karena kamera DSLR itu lumayan berat. Apalagi kalau sudah ditambah aksesori tambahan seperti flash dan battery grip. Belum lagi kalau kameranya dipasangi lensa tele yang besar, panjang dan berat. Tidak percaya? Coba saja kalungkan kamera DSLR + flash + battery grip + lensa 70-200 mm lalu biarkan selama satu jam. Dijamin leher anda akan terasa sakit. Hehehe..

Cobalah memotret dengan gaya seperti ini selama 1-2 jam..
2. Otot-otot lainnya juga harus kuat
Kenapa? Kalau tidak sedang dikalungkan, kamera pasti dimasukkan ke dalam tas. Yang tersiksa bukan cuma otot leher juga, tapi juga otot bahu dan punggung yang harus menopang tas berisi kamera tersebut. Kaki juga lama-lama akan terasa pegal karena membawa tambahan beban yang cukup lumayan.

Kalau sudah sebanyak ini, bawanya dijamin berat!
dijamin beratnya lebih dari 5 kg..
Mari menyambut encok dan sakit punggung
3. Kuat modal
Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.
Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.
Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..

Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36
4. Jangan asal jepret
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.
Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia.
ini shutternya Nikon D90
Inilah si alat yang pasti akan rusak itu..
Yah, kira-kira begitulah awalnya. Untuk selanjutnya, silakan dicoba dan dicari tahu sendiri. Lagipula kalau postingannya kepanjangan takutnya saya dibilang sok tahu oleh para ‘master’. Salam!
Selamat mencoba, dan selamat memotret…

Sumber: http://dontorro.wordpress.com/2010/12/12/cara-menjadi-fotografer-handal
Posted by ersyis on December 12, 2010 ·
 

Pengikut