Ads 468x60px

Thursday, October 16, 2014

Bersedekah Tak Perlu Nunggu Kaya ala pesantren di Lamongan | SPMAA


Merdeka.com - Banyak orang berpikir harus punya banyak uang dahulu untuk bersedekah. Akibatnya, sedekah pun tak segera dilaksanakan lantaran belum juga kaya raya.

Sebuah pesantren di Lamongan, Jawa Timur sejak dini mengajarkan kepada para santrinya untuk bersedekah kepada sesama. Bukan cuma uang yang disedekahkan, apa saja yang dimiliki demi untuk membantu sesama bisa disedekahkan, keahlian sekali pun.

Uniknya, pesantren yang berada di Desa Turi, Kecamatan Turi, Lamongan ini kerap membagi-bagikan lampu bekas kepada warga sekitar, tentunya yang masih bisa dipakai. Bagaimana ceritanya?

"Ini soal prinsip, ideologi. Dulu founding father kami, guru kami mengajarkan kami sedekah jangan kaya dulu. Kemudian apa yang bisa kita sedekahkan kepada orang lain meski kita gak punya," kata Gus Naim, salah satu pengasuh Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) kepada merdeka.com, Kamis (27/2).

Gus Naim bercerita, awalnya para santri di pesantren yang dia asuh memiliki kebiasaan mengotak atik barang-barang elektronik bekas yang sudah rusak dan akhirnya bisa dihidupkan kembali. Sehingga akhirnya tercetuslah ide untuk memanfaatkan lampu-lampu yang sudah tak terpakai, di otak atik kembali dan akhirnya bisa dimanfaatkan dan dibagikan secara cuma-cuma kepada warga.

"Di sini semua kerusakan bisa diselesaikan sendiri, misalnya sanyo, lampu dan lain-lain," kata Gus Naim.

"Jadi apa yang bisa kita berikan, termasuk skill ya kita sedekahkan," imbuhnya.

Gus Naim berbagi cerita soal bagaimana menghidupkan kembali lampu yang sudah rusak dan tak terpakai. Lampu-lampu yang didapatkan dari door to door rumah warga dan diambil dari tempat-tempat sampah tersebut dibongkar kembali, kemudian dilihat onderdilnya yang rusak di bagian mana. Jika ada onderdil yang gak bisa dipakai, dibelikan penggantinya dengan harga yang sangat murah, antara Rp 500-700 saja.

"Kalau yang rusak tabungnya, kami belum mampu membuat teknologinya atau pun menyervisnya," ungkap Gus Naim.

Setelah diperbaiki, lampu tersebut dibagikan kepada para warga sekitar yang membutuhkan. Gratis, tis, tis.

Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/bersedekah-tak-perlu-lebih-dulu-kaya-ala-pesantren-di-lamongan.html

Wednesday, October 15, 2014

Sedekah tidak menunggu kaya, pengasuh ponpes sebut demi NKRI! | Merdeka.com

Santri Pesantren Yayasan SPMAA. ©facebook.com/Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA)

Merdeka.com - Sebuah pesantren di Lamongan, Jawa Timur sejak dini mengajarkan kepada para santrinya untuk bersedekah kepada sesama. Bukan cuma uang yang disedekahkan, apa saja yang dimiliki demi untuk membantu sesama bisa disedekahkan, keahlian sekali pun.

Pesantren yang berada di Desa Turi, Kecamatan Turi, Lamongan ini kerap membagi-bagikan lampu bekas kepada warga sekitar, tentunya yang masih bisa dipakai.

Menurut Gus Naim, salah satu pengasuh pesantren Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA), dari 300 santrinya, para santri putra ditugaskan untuk memperbaiki lampu-lampu yang mati, sementara santri putri yang bertugas membagikannya kepada warga sekitar.

"Jadi ada pembagian tugas," kata Gus Naim kepada merdeka.com, Kamis (27/2).

Tak cuma fokus bagi-bagi lampu saja, yayasan tempat Gus Naim bernaung juga aktif di bidang sosial. Misalnya saat Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu, Gus Naim mengirimkan santrinya untuk membantu para korban letusan Gunung Kelud.

Adapun Yayasan SPMAA menaungi sekolah menengah pertama dan atas, atau di pesantren biasa disebut Madrasah Tsanawiyah (MtS) dan Madrasah Aliyah (MA). Yayasan SPMAA ini juga memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, baik yang sudah dalam bentuk sekolahan, atau pun misalnya cuma sebatas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saja.

"Santri-santri kami bukan dari nonmuslim saja, bahkan santri kami ada yang pastur, pendeta dan biarawati," ujar pria yang ditugasi untuk mengelola Madrasah Aliyah Ruhul Amin, yang masih berada dalam naungan Yayasan SPMAA ini.

Dia menambahkan, pesantren yang dia kelola ini tidak memiliki afiliasi dengan kekuatan partai mana pun, atau organisasi Islam mana pun.

"Kami tidak berafiliasi dengan partai politik atau organisasi Islam mana pun. Santri kami ada yang NU, Muhammadiyah. Kami ini NKRI," tutupnya.

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT : http://spmaakita.blogspot.com/2014/10/bersedekah-tak-perlu-lebih-dulu-kaya.html

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/sedekah-tanpa-menunggu-kaya-pengasuh-ponpes-sebut-demi-nkri.html

Di Share juga di:
http://www.satuislam.org/nasional/ponpes-di-lamongan-ajarkan-santrinya-sedekah-sejak-dini-demi-nkri/
 

Pengikut